Kendi Nusantara

Kendi Nusantara

kendi nusantara
(source: kompastv) 

Kata Nusantara pertama kali ditemukan dalam kitab Negarakertagama yang merupakan karya Empu Prapanca. Dia merupakan pembesar urusan agama Buddha di istana Majapahit, di mana dia menulis Negarakertagama di tahun 1365 Masehi. Dari kitab itu diketahui nama Nusantara berasal dari bahasa Jawa kuno yang terbagi menjadi dua kata yaitu "Nusa" dan "Antara. Nusa berarti pulau dan antara memiliki arti terluar.

Penggunaan kata Nusantara merujuk pada konsep kenegaraan Majapahit yang mencakup kepulauan di wilayah Asia Tenggara. Saat itu, istilah Nusantara yang digunakan Majapahit mencakup juga wilayah Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.

Bahkan, Patih Majapahit yang terkenal Gajah Mada menyebut kata Nusantara dalam Sumpah Palapa(tahun 1336). yang isinya: "Lamun huwus kalah Nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tanjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa (Jika telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seran, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa) '.
   
Dan Pada abad ke-20, penggunaan nama itu digaungkan kembali oleh Ki Hadjar Dewantara. Nama itu diusulkan sebagai nama negara merdeka yang meliputi bekas kekuasaan Belanda di Hindia Belanda. Meski nama Indonesia akhirnya dipilih, Nusantara tetap digunakan sebagai sinonim untuk menyebutkan kepulauan Indonesia atau di kenal dengan istilah Wawasan Nusantara

Disimpulkan: 
  • Pertama kali ditemukan dalam Kitab Negarakertagama, kerya Empu Prapanca
  • Berasal dari bahasa Jawa kuno "Nusa" dan "Antara". Nusa (Pulau) dan antara (terluar)
  • Penggunaan Nusantara merujuk pada konsep Kenegaraan Majapahit yang mencakup kepulauan di wilayah Asia tenggara
  • Pada abad ke-20 Nusantara digunakan kembali oleh Ki Hadjar Dewantara, dikenal dengan istilah Wawasan Nusantara

Dan pada hari Senin, 14 Maret 2022, Presiden Joko Widodo bersama Gubernur se-Indonesia melakukan proses penyatuan air dan tanah ke dalam 'Kendi Nusantara' di titik nol IKN Nusantara 

Kendi besar itu terbuat dari tembaga dengan gambar Garuda di Depannya, Prosesi ini di laksanakan di Titik NOL IKN(Ibu Kota Negara) Nusantara. Sebelum ritual di gelar, Jokowi meminta para Gubernur untuk membawa 1 liter air dan 2 kilogram tanah dari daerah masing-masing. 

Ritual kendi nusantara menjadi simbol pemersatu 34 provinsi di indonesia, Penggunaan kendi sebagai ritual bukan sebagai alasan, Kendi sendiri adalah bagian budaya Indonesia yang sering digunakan pada sejumlah prosesi sakral, selain itu, kendi juga digunakan untuk perlengkapan ritual budaya dan keagamaan

Presiden Jokowi menjelaskan bahwa simbolisasi penyatuan tanah dan air dari seluruh provinsi di Indonesia tersebut merupakan sebuah bentuk kebinekaan yang dimiliki Indonesia. Selain itu, juga merupakan lambang persatuan erat seluruh bangsa Indonesia.  “Ini merupakan bentuk dari kebinekaan kita dan persatuan yang kuat di antara kita dalam rangka membangun Ibu Kota Nusantara ini. Kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, TNI, Polri, swasta, dan seluruh masyarakat dalam mendukung pembangunan ibu kota negara ini akan sangat membantu agar apa yang kita cita-citakan ini bisa segera terwujud,” jelasnya.

Presiden Jokowi pun menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh gubernur, lembaga-lembaga tinggi negara, MPR RI, DPR RI, DPD RI, Mahkamah Agung, Mahkamah Konsitusi, Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Yudisial dan seluruh komponen masyarakat dalam mendukung dimulainya pembangunan Ibu Kota Nusantara.

Berbagai Sumber 



Reactions

Post a Comment

0 Comments